1:10 PM
Unknown
No comments
Artikel ini diterbitkan karena saya baru saja menyelesaikan nonton J-Dorama
yang judulnya 1 Litre of Tears. Ya, dari judulnya saja sudah ketahuan
kalau nantinya jalan ceritanya bakalan ada nuansa nuansa sedih
didalamnya.
Tapi setelah nonton memang sesuai prediksi, tapi banyak hal yang bisa kita ambil pelajaran, seperti semangat dan berbuat yang terbaik dalam hidup, kesetiakawanan, kasihsayang orangtua, dan masih banyak lagi.
Dan kalau temen temen mau nonton download aja di sini.
Dorama ini diambil dari kisah nyata berdasarkan buku harian Kifuji Aya yang berjuang menghadapi penyakit Spinocerebellar Degeneration. Isi buku harian tersebut menceritakan perjuangan Aya menghadapi penyakit yang dideritanya sejak umur 14 tahun sampai ia meninggal saat umur 25 tahun.
Aya Ikeuchi (Erika Sawajiri) adalah seorang gadis yang sempurna. Cantik, baik hati, lemah lembut, ramah, pandai dan juga bintang basket di sekolah. Ia adalah kebanggaan keluarga Ikeuchi, sebuah keluarga sederhana dengan enam anggota keluarga. Ayahnya, Mizua Ikeuchi (Jinnai Takanori), seorang pembuat tofu (tahu Jepang) yang membuka toko tofu di rumah. Ibunya, Shioka Ikeuchi (Yakushimaru Hiroko), seorang konsultan kesehatan yang bekerja di rumah sakit setempat. Aya adalah anak tertua keluarga itu, dengan dua adik perempuan dan satu adik lelaki, Ako (Narumi Riko) si gadis pemberontak, Hiroki (Sanada Yuma) dan Rika (Miyoshi Ai).
Masuknya Aya ke SMA Higashi Koukou merupakan puncak kebahagiaan keluarga Ikeuchi. Aya pun demikian. Dua orang sahabatnya juga diterima di sekolah dan kelas yang sama. Aya diterima bergabung dengan klub basket sekolah dengan baik karena kemampuannya. Di klub basket itu Aya kembali bertemu dengan Senpai (kakak kelas) yang ditaksirnya sejak SMP, yang ternyata juga menyukai dirinya. Kebahagiaan Aya lengkap sudah.
Tapi namanya hidup... tidak ada yang sempurna. Di usianya yang masih sangat belia, 15 tahun, Aya divonis menderita penyakit Spinocerebellar Degeneration, sebuah penyakit syaraf tanpa obat yang tak dapat disembuhkan. Penderitanya akan mengalami penurunan kemampuan syaraf, mulai dari kelumpuhan sampai kehilangan kemampuan menulis dan bicara. Lebih parah lagi, kemampuan menelan makanan pun akan hilang perlahan-lahan, sehingga penderitanya mutlak tinggal menunggu ajal.
Hancurlah perasaan Shioka, ibu Aya, orang pertama yang tahu penyakit Aya. Dicecarnya dokter yang merawat Aya (Fujiki Naohito), orang yang memberikan vonis itu. Mana mungkin kehidupan Aya yang sempurna harus direnggut penyakit mematikan itu?
Aya yang belum tahu apa-apa, tengah menikmati masa remajanya di SMA. Ia bertemu dengan Asou Haruto (Nishikido Ryou), teman sekelasnya, seorang penyendiri yang menyebalkan. Haruto tipikal cowo yang cuek dan masa bodo dengan segala hal yang terjadi di sekelilingnya. Yang jadi perhatiannya hanya ikan dan kura-kura yang jadi peliharaannya di klub biologi, tempat ia menghabiskan waktu sepulang sekolah.
Hal itu juga bukannya tanpa alasan. Kematian kakak laki-laki Haruto, membawa sebagian hati Haruto bersamanya. Apa yang terjadi ketika kedua orang ini tahu kondisi masing-masing? Haruto-lah orang yang membawakan Aya payung, ketika di hujan deras Aya menunggu Senpai-nya yang membatalkan kencan karena penyakitnya. Haruto-lah satu-satunya orang yang tetap berada di sisi Aya ketika kondisi Aya semakin parah.
Apa jadinya keluarga Ikeuchi, ketika semuanya tahu bahwa putri kebanggaan mereka harus kehilangan masa depannya? Ketabahan, cinta dan kehangatan keluarga, itulah fokus drama menyentuh ini. Lebih mengharukan lagi, ternyata Ichi Litre diangkat dari kisah nyata, dimana Aya yang sebenarnya sudah meninggal...
Tapi setelah nonton memang sesuai prediksi, tapi banyak hal yang bisa kita ambil pelajaran, seperti semangat dan berbuat yang terbaik dalam hidup, kesetiakawanan, kasihsayang orangtua, dan masih banyak lagi.
Dan kalau temen temen mau nonton download aja di sini.
Dorama ini diambil dari kisah nyata berdasarkan buku harian Kifuji Aya yang berjuang menghadapi penyakit Spinocerebellar Degeneration. Isi buku harian tersebut menceritakan perjuangan Aya menghadapi penyakit yang dideritanya sejak umur 14 tahun sampai ia meninggal saat umur 25 tahun.
Aya Ikeuchi (Erika Sawajiri) adalah seorang gadis yang sempurna. Cantik, baik hati, lemah lembut, ramah, pandai dan juga bintang basket di sekolah. Ia adalah kebanggaan keluarga Ikeuchi, sebuah keluarga sederhana dengan enam anggota keluarga. Ayahnya, Mizua Ikeuchi (Jinnai Takanori), seorang pembuat tofu (tahu Jepang) yang membuka toko tofu di rumah. Ibunya, Shioka Ikeuchi (Yakushimaru Hiroko), seorang konsultan kesehatan yang bekerja di rumah sakit setempat. Aya adalah anak tertua keluarga itu, dengan dua adik perempuan dan satu adik lelaki, Ako (Narumi Riko) si gadis pemberontak, Hiroki (Sanada Yuma) dan Rika (Miyoshi Ai).
Masuknya Aya ke SMA Higashi Koukou merupakan puncak kebahagiaan keluarga Ikeuchi. Aya pun demikian. Dua orang sahabatnya juga diterima di sekolah dan kelas yang sama. Aya diterima bergabung dengan klub basket sekolah dengan baik karena kemampuannya. Di klub basket itu Aya kembali bertemu dengan Senpai (kakak kelas) yang ditaksirnya sejak SMP, yang ternyata juga menyukai dirinya. Kebahagiaan Aya lengkap sudah.
Tapi namanya hidup... tidak ada yang sempurna. Di usianya yang masih sangat belia, 15 tahun, Aya divonis menderita penyakit Spinocerebellar Degeneration, sebuah penyakit syaraf tanpa obat yang tak dapat disembuhkan. Penderitanya akan mengalami penurunan kemampuan syaraf, mulai dari kelumpuhan sampai kehilangan kemampuan menulis dan bicara. Lebih parah lagi, kemampuan menelan makanan pun akan hilang perlahan-lahan, sehingga penderitanya mutlak tinggal menunggu ajal.
Hancurlah perasaan Shioka, ibu Aya, orang pertama yang tahu penyakit Aya. Dicecarnya dokter yang merawat Aya (Fujiki Naohito), orang yang memberikan vonis itu. Mana mungkin kehidupan Aya yang sempurna harus direnggut penyakit mematikan itu?
Aya yang belum tahu apa-apa, tengah menikmati masa remajanya di SMA. Ia bertemu dengan Asou Haruto (Nishikido Ryou), teman sekelasnya, seorang penyendiri yang menyebalkan. Haruto tipikal cowo yang cuek dan masa bodo dengan segala hal yang terjadi di sekelilingnya. Yang jadi perhatiannya hanya ikan dan kura-kura yang jadi peliharaannya di klub biologi, tempat ia menghabiskan waktu sepulang sekolah.
Hal itu juga bukannya tanpa alasan. Kematian kakak laki-laki Haruto, membawa sebagian hati Haruto bersamanya. Apa yang terjadi ketika kedua orang ini tahu kondisi masing-masing? Haruto-lah orang yang membawakan Aya payung, ketika di hujan deras Aya menunggu Senpai-nya yang membatalkan kencan karena penyakitnya. Haruto-lah satu-satunya orang yang tetap berada di sisi Aya ketika kondisi Aya semakin parah.
Apa jadinya keluarga Ikeuchi, ketika semuanya tahu bahwa putri kebanggaan mereka harus kehilangan masa depannya? Ketabahan, cinta dan kehangatan keluarga, itulah fokus drama menyentuh ini. Lebih mengharukan lagi, ternyata Ichi Litre diangkat dari kisah nyata, dimana Aya yang sebenarnya sudah meninggal...